Solder menjadi salah satu "senjata" utama bagi yang hobi elektronika. Namun ada beberapa hal yang belum diketahui terutama bagi pemula. Di sini saya akan kupas tuntas seputaran solder.
A. Jenis solder
Ada beberapa macam solder yang ada di pasaran. Pemilihan solder yang tepat sesuai kebutuhan akan mempermudah dalam menyelesaikan pekerjaan. Jenis jenis solder antara lain
1. Solder biasa
Solder ini salah satu yang paling mudah dicari di toko elektronika. Bagi pemula, solder ini sudah lebih dari cukup. Dari ukuran 30W hingga 60W sudah bisa digunakan untuk memasang komponen seperti resistor, kapasitor hingga IC analog (CMOS dan TTL).
Harganya paling murah dibanding solder tipe lain. Saya sendiri pernah menemukan solder ini dengan harga Rp 10.000 namun ada harga ada kualitas. Dipakai sekali langsung rusak. Eittssss..... jangan lansung dibuang! Masih bisa diperbaiki. Tutorial akan saya bahas nanti.
2. Solder Tembak
Bentuknya mirip dengan pistol. Solder ini digunakan untuk memasang komponen yang sulit dipasang dengan solder biasa seperti IC microcontroller dll.
Dengan daya 20-120W (tergantung produsen) biasanya memiliki dual mode. Mode standby biasanya berkisar antara 20-30W dan mode dengan daya tinggi (60-120W). Ada sebuah saklar berbentuk seperti pelatuk pada pistol. Daya tinggi digunakan saat memasang komponen yang tidak tahan panas untuk waktu yang lama atau saat suhu solder mulai turun.
3. Solder tipe blower
Memanfaatkan tiupan udara, solder ini memiliki kemampuan memasang dan melepas komponen dengan mudah. Biasanya digunakan oleh profesional dan tukang servis untuk komponen yang berukuran kecil (SMD). Harganya paling mahal dibanding solder lainnya.
B. Cara memasang komponen agar hasilnya rapi
Memasang sebuah komponen tidak semudah kelihatannya, namun juga tidak serumit yang dibayangkan. Berikut cara memasang komponen/ menyolder yang baik menurut pengalaman saya.
1. Pasang resistor dan dioda terlebih dahulu. Mengapa? Karena kedua komponen tersebut relatif tidak memiliki ketinggian. Berbeda dengan kapasitor atau transistor yang ukurannya berbeda beda.
2. Lipat kaki komponen menjauhi komponen. Hal ini dimaksudkan agar komponen tidak mudah bergerak saat disolder nanti.
3. Tempelkan ujung mata solder yang sudah panas diantara kaki komponen dan jalur pcb kira" 3-5 detik lalu tempelkan timah pada solder tanpa mengubah posisi. Jangan terlalu banyak, secukupnya saja. Usahakan jangan terlalu lama karena panas berlebih dapat merusak komponen terutama komponen semikonduktor. Butuh beberapa kali percobaan agar hasilnya baik.
4. Potong kaki komponen yang tidak terpakai. Kalian bisa menggunakan pemotong kabel atau pemotong kuku. Hati hati jika kaki komponen terlontar mengenai mata kalian!
Kaki yang sudah terpotong masih bisa digunakan sebagai pengganti kabel jumper.
5. Periksa kembali apakah ada jalur yang bersentuhan agar tidak terjadi hubungan singkat. Jika memang satu jalur maka tidak masalah.
C. Merawat solder saat pertama kali dipakai.
Penggunaan saat pertama kali dipakai dapat mempengaruhi penggunaan selanjutnya. Agar solder yang dipakai lebih awet maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut.
1. Saat pertama kali solder dipakai akan muncul asap dari elemen pemanas. Bukan berarti solder sudah rusak. Hal ini normal dan hanya berlangsung sesaat. Setelah itu asap tidak muncul lagi.
2. Lelehkan timah pada ujung mata solder. Sedikit saja hingga menempel menyelimuti permukaan solder. Timah yang sudah menempel tadi jangan sampai hilang/ terhapus. Ujung yang sudah terlapisi timah lebih mudah digunakan untuk melelehkan timah dibanding permukaan lain. Sehingga mempermudah pekerjaan.
3. Jika solder sudah mulai kotor/ tidak bisa melelehkan timah lagi, cobalah untuk membersihkan ujungnya dengan menggunakan amplas atau cutter. Bisa dalam keadaan panas (Hati-hati) atau sudah dingin. Bersihkan hingga permukaan logam terlihat. Jika timah yang sudah ada [2] hilang maka kalian harus mengulangi langkah 2.
4. Jika solder tidak panas sama sekali (bisa dipegang dengan tangan) bisa jadi elemen pemanasnya sudah rusak. Ganti dengan yang baru dengan spesifikasi yang sama (mendekati).
D. Memperbaiki solder yang rusak.
Solder yang rusak ditandai dengan solder tidak panas. Hal ini biasanya disebabkan oleh pemanas yang sudah putus. Jika diukur dengan multitester (tidak termasuk kabel solder), jarum penunjuk tidak bergerak (normalnya untuk 30W sekitar 2Kohm). Maka elemen pemanas harus diganti. Berikut caranya.
1. Lepaskan baut yang ada di ujung solder. Mata solder akan terlepas juga elemen solder akan kendur. Baut tsb berfungsi agar ujung solder tidak mudah terlepas.
2. Lepas badan solder yang terbuat dari logam dengan cara ditarik. Beberapa jenis solder tidak perlu melakukan hal ini. Ada juga solder yang pegangannya dapat dibuka alias terdiri dari 2 bagian terpisah
3. Lepas sambungan antara elemen pemanas dengan kabel utama. Biasanya sambungan tersebut dibungkus dengan isolator.
4. Lepas elemen pemanas dari badan solder. Solder yang sudah berkarat biasanya sulit untuk dilepas. Gunakan pisau cutter, obeng minus, atau benda lainnya untuk melepasnya.
5. Ganti elemen lama dengan yang baru. Elemen pemanas dapat ditemukan di toko elektronik dengan harga yang relatif terjangkau. Saya sendiri pernah membeli seharga Rp2.500 ukuran 30W.
6. Pasang kembali pemanas ke badan solder. Kencangkan lagi baut yang tadi dilepas. Jangan lupa untuk menyambungkan kabel colokan dengan pemanas dan pasang juga isolator untuk melindungi kabel agar tidak bersentuhan.
7. Coba hubungkan solder dengan listrik di rumah. Jika keluar asap [C.1] maka solder sudah bekerja dengan baik. Jika belum coba periksa bagian sambungan kabel apakah sudah benar atau belum. Cek juga elemen pemanas dengan multitester.